Pasangan gay muslim menikah di Afrika Selatan

Pasangan gay muslim menikah di Afrika Selatan





Sepasang gay muslim melangsungkan pernikahan dengan restu seorang ustadz gay di Afrika Selatan tahun ini.

Stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan, Senin (9/4), Ludovic Muhammad Zahid, lelaki Prancis keturunan Aljazair, akhirnya menikah dengan Qiyam al-Din, pria asal Afrika Selatan sesuai syariah Islam pada 12 Februari. Penghulunya bernama Ustadz Jamal asal Mauritania yang juga homoseksual.

Mereka bertemu pertama kali dalam sebuah konferensi tentang AIDS di Kota Pretoria, Afrika Selatan, tahun lalu. Keduanya saling tertarik dan menikah di Ibu Kota Johannesburg. Hukum Afrika Selatan membolehkan pernikahan pasangan sejenis.

"Saya sedang berada di sebuah kelas saat Qiyam mengajak berkenalan. Dia kemudian bicara tentang agama kepada saya," kata Zahid. Dia mengaku memiliki kesamaan pandangan dengan Qiyam. Dua bulan kemudian keduanya memutuskan tinggal bersama sebelum menikah. 

Setelah menikah, keduanya kembali ke Prancis seraya berharap pemerintah mau memberikan legalitas terhadap pernikahan mereka dan bisa menetap. Namun pemerintah menolak.

Keluarga Zahid merestui keputusannya menikah walau dengan sesama jenis. Dia pun melangsungkan resepsi di sebuah rumah di daerah Servon, pinggiran Ibu Kota Paris dihadiri oleh seluruh keluarga besarnya dan penghulunya, ustadz Jamal.

Zahid diketahui mengidap AIDS pada umur 19 tahun. Tetapi, menurut dia, penyakit itu memberi tujuan baru dalam hidup. Dia kemudian menjadi rajin shalat dan berdoa, melaksanakan umrah, dan telah dua kali naik haji.

Walau hingga kini Zahid mengaku masih diteror lewat telepon atau surat elektronik dan mendapat cemoohan dari kaum muslim. Namun, dia mengaku merasa hidupnya lebih nyaman.

Lelaki itu kini sedang menempuh pendidikan doktor tentang studi Islam dan Homoseksual. Zahid juga memimpin sebuah organisasi riset yang meneliti soal Islam dan homoseksual. Dia tetap berupaya agar penikahannya diakui dan bisa menetap serta bekerja di Prancis.

Pasangan itu tidak berani bepergian ke tanah Arab atau negeri muslim lain karena takut akan diperlakukan diskriminatif. "Kami akan tinggal di Prancis karena suami saya senang dengan negara ini. Tetapi jika kami tidak dapat tinggal di sini, kami akan kembali ke Afrika Selatan," ujar Zahid.


sumber
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Jatisaba Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger